Pemda Kebumen Launching Germas PSN untuk Memberantas DBD
Pemda Kebumen Launching Germas PSN untuk Memberantas DBD
Kasus Demam Berdarah Dengeu (DBD) akan selalu menjadi kasus primadona yang selalu didengungkan oleh setiap orang ketika musim penghujan datang seperti pada saat ini. Kasus DBD tidak urungnya mengalami penurunan, justru terus mengalami peningkatan angka kasus setiap harinya. Di Kabupaten Kebumen sampai memasuki minggu ke lima di awal tahun 2020, kasus DBD sudah mencapai angka 42 kasus.
Fakta bahwa kasus DBD adalah kasus yang dapat menyebabkan kematian apabila tidak dikenali sejak dini sehingga berimplikasi pada timbulnya kekhawatiran di kalangan masyarakat. Masyarakat acap kali salah kaprah dengan penyelesaian kasus DBD dengan menggunakan fogging yang nyatanya belum sama sekali memutus rantai hidup vektor DBD karena hanya membunuh nyamuk dewasanya saja. Langkah paling efektif dalam memutus rantai hidup vektor DBD adalah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara berkesinambungan. Gerakan yang dilakukan secara serentak dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk memberantas nyamuk dengan melakukan 3M Plus diantaranya menguras, menutup, dan mengubur serta mendaur ulang atau memanfaatkan barang barang bekas agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya (Breading place) jentik nyamuk Aedes Aegypti.
Untuk itu, Pemkab Kebumen melalui Dinas Kesehatan berupaya untuk mengubah perilaku masyarakat dengan mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) PSN Serentak di seluruh kecamatan pada hari Jumat, 7 Februari 2020.
Kegiatan dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto, bertempat di Desa Gumawang, Kuwarasan. Pemkab Kebumen yang langsung turun ke masyarakat untuk ikut membudidayakan PSN menjadi sebuah momentum bahwa kasus DBD ini sebenarnya bisa dicegah apabila warga masyarakat ikut bersama-sama menerapkan pola hidup bersih dan sehat dan menjaga lingkungan setempat.
Selain dihadiri oleh oleh Wakil Bupati Kebumen, kegiatan pencanangan ini juga turut disambangi oleh Sekda Kebumen, Ahmad Ujang Sugiono, di titik Desa Klegenwonosari Klirong dan Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan, dr. Yohanita Rini Kristiani, di titik Desa Karangsari, Buayan.
Wakil Bupati yang didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupeten Kebumen, dr. Dwi Budi Satrio, M.Kes, melakukan teleconference dan melakukan dialog langsung dengan warga masyarakat. Kegiatan serentak yang dilakukan di seluruh kecamatan di Kabupaten Kebumen ini juga dipantau oleh Wakil Bupati melalui telewicara.
Laporan oleh Sekda Kebumen melalui teleconference, memaparkan bahwa dari hasil kunjungan ke rumah warga didapatkan data dari 78 rumah warga yang diperiksa di Desa Klegenwonosari Klirong, baru 53,8 persen terbebas dari jentik nyamuk. Sisanya 46,2 persen positif terdapat jentik.
“Angka bebas jentiknya masih rendah sekali, saya tadi memeriksa empat rumah dan disana terdapat jentik semua, artinya yang saya periksa 100 persen angkanya,” ungkapnya.
Rendahnya jumlah angka bebas jentik (ABJ) mengindikasikan rendahnya kesadaran masyarakat atas penanggulangan dan pengendalian nyamuk. Keberhasilan kegiatan PSN dapat diukur dengan meningkatnya angka ABJ yang diperoleh dari pemeriksaan jentik secara berkala (PJB). Agar daerah pemukiman aman dari ancaman penyakit DBD maka ABJ harus diupayakan terus-menerus sampai waktu tak tertentu dengan kegiatan PSN yang berkesinambungan. Informasi seperti inilah yang seharusnya dipahami oleh masyarakat untuk menanggulangi kasus DBD, bukan hanya dengan fogging semata.
Kepala Dinas Kesehatan Kebumen, dr. Dwi Budi Satrio, M.Kes, mengakui bahwa ABJ di Kebumen masih rendah yakni sebesar 84,6 persen yang semestinya berada di angka 95 persen.
“Untuk itulah pemberantasan sarang nyamuk harus terus digelorakan untuk menekan angka kasus DBD,” ujarnya.
Harapan besar dari terselenggaranya kegiatan akbar ini adalah berubahnya perilaku masyarakat yang akan lebih memprioritaskah perilaku hidup bersih dan sehat untuk diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Karena kegiatan PSN yang tidak dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan tidak akan membuahkan hasil yang optimal dalam pemutusan rantai hidup nyamuk pembawa virus ini.